Accountability in governance: will and can traditional village-owned enterprises achieve it?
DOI:
https://doi.org/10.14414/tiar.v10i2.2165Keywords:
Village-Owned Enterprise, Accountability, GovernanceAbstract
Village-Owned Enterprise (in Indonesia commonly referred to BUMDes) has a goal to develop the economy of the village community. Wologai Tengah Vil-lage in Ende Subdistrict, Flores Regency, East Nusa Tenggara Province, Indo-nesia is one of the traditional villages that have a tourist attraction, especially in terms of traditional houses and various rituals. One of the advantages of Wologai Tengah Village is the ability of its traditional leaders (Mosalaki) and village officials to mobilize village communities. This research aims to explore the understanding of village officials and traditional leaders in realizing the village accountability and the philosophical value of local wisdom of traditional village by supporting the accountability of BUMDes. The qualitative research method was selected in this study with informants consisting of traditional leaders, village officials, government representatives, and local village communities. Data were obtained through direct interviews and Focus Group Discussion attended by resource persons related to the BUMDes. In terms of village accountability, traditional leaders and village officials have a strong will in preparing financial reports and budget of BUMDes. The problem faced in realizing village accountability is the inadequate capacity of human resources to prepare financial reports and budgets of BUMDes.
References
Adiakurnia, M. I. (2018). Berkunjung ke Desa Adat Wologai di Flores, NTT.
Anggraeni, M. R. R. S. (2016). Peranan badan usaha kesejahteraan masyarakat pedesaan studi pada BUMDes di Gunung Kidul, Yogyakarta. MODUS, 28(2), 155–167.
Ashworth, R. ., & Delbridge, R. (2009). Escape from the iron cage? Organizational change and isomorphic pressures in the public sector. Journal of Public Adminstration Research & Theory, 19(1), 165–187
Dacin, M. T., Goodstein, J., & Scott, W. R. (2002). Institutional theory and institutional change: Introduction to the special research forum. Academy of Management Journal, 45(1), 45–56.
Darise, N. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah (Cetakan Pe). Jakarta: PT. Indeks.
Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. In McGraw-Hill Book Company. Sydney.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.
DiMaggio, P. J. (1988). Interest and agency in institutional theory (MA, Ed.). Cambridge: Ballinger.
Edinayanti. (2019). Pengurus bumdes dituntut memiliki ketrampilan manajemen dan sajikan laporan keuangan yang akuntabel. Retrieved June 25, 2019, from tribunnews.com website: https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/06/25/pengurus-bumdes-dituntut-memiliki-ketrampilan-manajemen-dan-sajikan-laporan-keuangan-yang-akuntabel?page=2
Filya, A. R. (2017). Optimalisasi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dalam meningkatkan pades di Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur (Studi kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro). Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Publik, 4(2), 19–39.
Frumkin, Peter, & Joseph, G. (2004). Institutional isomorphism and public sector organizations. Journal of Public Administration Research and Theory, 14(3), 283–307.
Mahmudah, S. (2018). Akuntabilitas Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Desa (Studi Kasus: BUMDes Desa Sungon Legowo Bungah Gresik). Jurnal Ecopreneur, 2(1), 52–56.
Mardiasmo. (2002). Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah (Andi, Ed.). Yogyakarta.
Miles, M., & Huberman, M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook (Second Edi). London: Sage Publication.
Muhdiyanto, & Pramita, Y. D. (2018). Pendampingan bagi BUMDes Pagersari, Mungkid guna mewujudkan tata kelola dan akuntabilitas pelaporan keuangan. Community Empowerment, 3(2), 54–57.
Mutiarni, R., Zuhroh, S., Utomo, L. P., Terop, S., Transaksi, P., & Keuangan, L. (2018). Pendampingan pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Putra Subagyo Desa Miagan - Jombang. Journal of Community Service, 2(1), 21–28.
Nugrahaningsih, P., Falikhatun, & Winarna, J. (2016). Optimalisasi dana desa dengan pengembangan badan usaha milik desa menuju desa mandiri. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 16(1), 37–45.
Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2010.
Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. , (2014).
Pius, R. (2018). Warga Wologai 2 Ende Senang Jalan ke Desa Mereka Sudah Bisa Dilintasi Kendaraan Roda 4.
Pratama, R. N., & Pambudi, A. (2017). Kinerja badan usaha milik desa panggung lestari dalam meningkatkan pendapatan asli desa di desa panggungharjo kecamatan sewon kabupaten bantul. Jurnal Adinegara, 6(2), 105–116.
Saputra, K. A. K., Sujana, E., & Tama, G. M. (2018). Perspektif budaya lokal tri hita karana dalam pencegahan kecurangan pada pengelolaan dana desa. Jurnal Akuntansi Publik, 1(1), 28–41. https://doi.org/10.32554/jap.v1.i1.p28-41
Sulistyani, A. T. (2011). No Memahami Good Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava Media.
Yasa, P. N. ., & Prayudi, M. . (2019). Nilai-nilai etika berbasis kearifan lokal dan perilaku kepatuhan perpajakan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 22(2), 361–390.
Yunus, H., Ambang, W. C., & Djoko, S. (2016). Telaah kearifan lokal terhadap akuntabilitas lumbung desa. Jurnal Ekonomika Dan Bisnis, 19(1), 69–90. https://doi.org/https://doi.org/10.24914/jeb.v19i1.481.
Downloads
Submitted
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 The Indonesian Accounting Review

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.